Senin, 07 Mei 2018

Belajar Empati Dari Tempat Sampah



            Pembelajaran untuk Ananda tidak hanya didapatkan dari sekolah formal saja, tidak hanya tentang materi dan kurikulum saja. Sangat mungkin mengajarkan hal-hal baik kepada putra-putri kita dari lingkungan sekitar, dari hal-hal yang kecil bahkan dari benda-benda yang keberadaannya hampir tidak terlihat dan cenderung  diremehkan.
Berasal hal-hal kecil yang dianggap kurang berarti inilah, justru banyak menumbuhkan sense of sensitifity pada diri anak-anak. Kelak sense of sensifity ini adalah bibit awal menumbuhkan rasa emphaty pada si buah hati. Dimana rasa emphaty ini dianggap penting apabila kita menginginkan putra-putri kita tumbuh dengan kepedulian sosial yang tinggi serta tidak tumbuh menjadi pribadi yang egois.
Salah satunya dengan mengajak buah hati tercinta belajar dari tempat sampah. Loh kok tempat sampah? Kenapa harus tempat sampah yang menjadi bahan pembelajaran untuk si buah hati dalam menumbuhkan emphaty?
Jangan salah tempat sampah ini sangat menarik, fungsinya sangat penting dan vital bahkan sangat diperlukan eksistensinya dimanapun dan kapan pun. Baik itu di gedung mewah, di ruangan berAC, di tempat umum terbuka, di taman kota, di sekolah di sudut jalan raya, dimanapun kita akan dengan mudah menjumpai wujud dari tempat sampah ini.
Pertama, belajar tentang kebermanfaatan bagi sesama
Fungsi dari tempat sampah ini hanya satu yaitu menampung sampah dan tetap menyimpan sampah didalamnya sampai ada petugas yang mengambil sampah sehingga tempat sampah itu kosong lagi dan siap menampung sampah-sampah berikutnya.
Namun Fungsi tempat sampah yang terlihat sangat sederhana itu sebenarnya memiliki kegunaan yang sangat tinggi. Cara sederhana mengetahui betapa berharganya sesuatu adalah dengan ketiadaannya, bayangkan saja apabila tempat sampah itu tidak ada. Gedung semewah apapun akan terlihat kumuh dan jorok jika sampah teronggok dimana-mana. Ruangan berAC tidak bisa mensiklus udara segar, sehingga seluruh ruangan menjadi bau dan tidak nyaman. Tempat-tempat umum terbuka, seperti taman kota, sudut jalan raya akan menjadi tempat paling tidak nyaman dan tidak sedap dipandang mata apabila sampah berserakan dimana-mana.
            Kedua, belajar rendah hati dan tidak menonjolkan diri
Akan tetapi yang paling menarik dari mengambil pembelajaran dari tempat sampah ini bukanlah betapa penting keberadaan tempat sampah ini, namun keberadaannya yang hampir tidak pernah diperhitungkan. Siapapun yang berada disekitarnya hanya memandang sebelah mata dan menganggapnya bukan sebagai sesuatu yang patut mendapat perhatian lebih. Siapapun pasti akan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak penting.
Sampai seseorang kemudian mempunyai kebutuhan untuk membuang sampah, maka baru ia mencarinya. Dan ketika orang-orang membuang sampahnya ke dalam tempat sampah, maka tersenyumlah tempat sampah itu karena ia telah memberikan kegunaan, dengan cara yang sangat sederhana. Begitu, dan berulang-ulang terus begitu, tanpa kenal lelah, tanpa sedikitpun mengeluh.
Ketiga, belajar menghargai
Ayah Bunda bisa sampaikan kepada Ananda meskipun tempat sampah adalah benda mati, makhluk yang tidak bernyawa, namun mengingat keberadaannya sangatlah bermanfaat bagi manusia, maka kita harus menghargainya.
Menumbuhkan emphaty lebih kepada buah hati tercinta melalui media tempat sampah ini bisa juga dengan mengajak Ananda mengandaikan seandainya ada manusia yang keadaannya seperti tempat sampah itu.
Tidak bisa dinafikkan jika dalam kehidupan nyata banyak manusia yang senasib dengan nasibnya tempat sampah seperti yang digambarkan diatas. Maksudnya keberadaaannya tidak pernah diperhitungkan, hanya dicari ketika dibutuhkan, dan manfaatnya adalah hanya sebagai tempat membuang kekesalan atau tempat mencurahkan unek-enek saja.
Kalau seandainya hal tersebut terjadi maka jangan pernah bersedih, peran yang Allah berikan tidak akan pernah salah dan tertukar. Peran itu khusus buat yang terpilih mengembannya, dan tidak bisa digantikan oleh orang lain. Analoginya fungsi tempat sampah tidak bisa digantikan oleh sahabat-sahabat dekatnya seperti sapu, sulak atau lap pel, semua sudah pas pada porsi dan perannya masing-masing.
Setiap manusia juga mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Demikian tips parenting mengajarkan emphaty kepada buah hati dengan belajar dari tempat sampah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please leave your comment here

Translate