Sabtu, 14 Oktober 2017



Gerakan SERU! (Semua adalah Guru)
“Sebuah Strategi Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar”

I.                   PENDAHULUAN
Sejatinya setiap orang adalah guru, yang mengajak dan mengajarkan kebaikan kepada sesamanya. Pada diri setiap orang diilhamkan akal, pikiran dan kecenderungan untuk berbuat baik dan mengajak orang lain untuk berbuat baik. Bukan hanya dengan cara mengajarkannya tetapi juga dengan mencontohkannya. Tiada pembelajaran yang lebih baik dan lebih efektif selain keteladanan. Maka berdasarkan hal tersebut maka setiap orang bisa mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Berawal dari konsep inilah, penulis tertarik untuk menyoroti Gerakan SERU! (semua orang adalah guru) yang merupakan implementasi dari strategi penguatan pendidikan karakter (PPK) di sekolah dasar Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Sebelum lebih lanjut dibahas mengenai gerakan ini, mari kita samakan persepsi dulu mengenai pendidikan karakter serta penguatan pendidikan karakter yang merupakan program pemerintah yang wajib kita sukseskan.
Pendidikan karakter pada saat ini sedang gencar-gencarnya dicanangkan oleh pemerintah yang menjadi kurikulum wajib yang masuk kedalam struktur pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia. Berangkat dari kekhawatiran akan lunturnya nilai-nilai luhur budaya bangsa yang sudah mulai dilupakan oleh generasi penerus yang hidup di masa sekarang ini, maka pemerintah merasa perlu menyisipkan muatan pendidikan karakter bangsa di dunia pendidikan kita. Beberapa karakter budaya bangsa yang dikhawatirkan terkikis oleh jaman jika tidak dikuatkan dalam sistem pendidikan yang terstruksur diantaranya adalah nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Pemerintah melalui payung hukumnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. 
Dijabarkan dalam perpres tersebut bahwa Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat.
PPK, menurut Perpres ini, memiliki tujuan: a. membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan; b. mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta Didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia; dan c. merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK.

II.                PEMBAHASAN
SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto sebagai salah satu satuan pendidikan di Purowkerto yang mempunyai peserta didik berjumlah 915 siswa dan memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) 102 pendidik dan tenaga kependidikan  sangat memperhatikan urgensitas dari penerapan PPK ini disekolah, mencanangkan berbagai program pembiasaan untuk menguatkan karakter peserta didik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan berguna bagi masyarakatnya sejalan dengan visi sekolah yakni menjadi Sekolah Dasar Islam yang unggul yang menghasilkan lulusan berakhlaqul karimah, berprestasi akademis tinggi, cakap, dan berwawasan global. Menjadi tantangan tersendiri bagi SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 untuk dapat mengaplikasikan kebijakan ini seefektif dan sefisien mungkin. Salah satunya adalah dengan memberikan keteladanan yang nyata yang bisa dilihat dan dinilai oleh peserta didik yang mempunyai kemampuan untuk olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga.  Peserta didik di sekolah dasar sudah memiliki kemampuan mengolah informasi yang mereka lihat kedalam otaknya dan kemudian menyimpulkan untuk menjadi sebuah keputusan.
Dengan diberi tajuk Gerakan SERU! (semua adalah guru), Sekolah Dasar Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto menerapkan sebuah konsep yakni semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di satuan pendidikan adalah guru. Semua SDM dari berbagai tingkatan dan tugas, mulai dari managemen sekolah, semua guru, baik guru kelas, guru agama, guru olahraga, guru komputer, dll, semua tenaga kependidikan seperti Tata Usaha (TU), perawat sekolah, petugas perpustakaan, Teknisi sekolah, Kasir/Bendahara, Satuan Pegamanan (Satpam), penjaga sekolah, petugas kebersihan, pelayan kantin, bagian ketring semuanya adalah guru. Yang mengajarkan semua peserta didik melalui keteladanan. Semua berhak mengarahkan dan memberi perlakuan terkait pendidikan karakter dibiasakan di sekolah. Semua SDM terlibat, semuanya turut bertanggung jawab dalam porsinya masing-masing. Dan semua SDM yang ada di sekolah berhak mendapatkan penghormatan dan kepatuhan yang sama dari semua peserta didik.
Ditandai dengan panggilan yang sama untuk semua pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di satuan pendidikan Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto, yakni dipanggil dengan panggilan ustadz bagi  SDM laki-laki dan ustadzah bagi SDM perempuan. Dari kepala sekolah sampai petugas kebersihan. Panggilan ini lazim dikenal sebagai panggilan untuk orang-orang yang mengajak dan mengajarkan kebaikan. Termasuk didalamnya mengajak, mengajarkan, membiasakan, dan meneladankan karakter positif seperti nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab yang kesemuanya sangat diperlukan untuk dibekalkan kepeserta didik agar siap meniti kehidupan.
Seperti disadari bersama bahwa penguatan pendidikan karakter ini akan bernilai nol besar apabila tidak disertai keteladanan yang nyata dari seluruh pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan. Peserta didik akan lebih mudah dikuatkan karakternya apabila dalam memberikan muatan karakter tersebut diberikan pula keteladanan yang nyata, misalkan anak ditanamkan untuk mempunyai karakter disipin, kemudian dibuat program-program kedisiplinan yang diterapkan kepada peserta didik akan tetapi jika dari guru tidak mencontohkan tindakan disiplin yang baik. Maka peserta didik akan bisa mengolah dari apa yang mereka lihat untuk dijadikan kesimpulan bahwa boleh saja melakukan ketidakdisiplinan karena yang menyuruh untuk disiplin juga tidak melakukannya. Maka runtuhlah bangunan yang sudah susah payah dibangun, hanya karena hal yang dianggap remeh akan tetapi sebenarnya sangat menentukan keberhasilan program ini.
Memperhatikan akan pentingnya keteladanan dalam menyukseskan keberhasilan program PPK ini maka dalam membuat program-program yang diterapkan ke peserta didik memastikan unsur pemberian contoh dari para guru masuk kedalamnya. Dan dibuatlah Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan teknis pelaksanaan program beserta instrument untuk menjadi alat ukur keberhasilan program sekaligus sebagai bahan evaluasi untuk membuat program-program PPK yang lebih efektif dan efisien kedepannya.
Berikut adalah beberapa contoh program PPK yang melibatkan semua SDM di satuan pendidikan tidak hanya pendidik tetapi juga tenaga kependidikan. Pertama yakni program tarhib dan taudi, yaitu penyambutan kedatangan peserta didik kesekolah dan melepas kepulangan peserta didik pada saat kepulangan. Semua dijadwal sepekan sekali untuk melaksanakan tarhib dan taudi, semua SDM terlibat dari kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, seperti Tata Usaha, perawat sekolah, petugas perpustakaan, teknisi sekolah, sampai satpam dan petugas kebersihan. Program tarhib dan taudi ini bertujuan agar psikologis peserta didik merasa senang karena kedatangannya disambut dan dilepas dengan baik oleh sekolah setiap harinya, dengan salam, sapa dan senyum. Hal ini akan membuat peserta didik siap menerima pembelajaran disekolah. Karakter yang ingin dikuatkan kepada peserta didik adalah karakter komunikatif, peduli sosial, pandai menempatkan diri ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua/muda, memupuk sikap ramah dan sopan terhadap orang lain, sekaligus peduli kepada kondisi dan keadaan orang lain. dan dalam menanamkan nilai-nilai positif tersebut diteladankan langsung oleh semua pihak yang terlibat di sekolah. SERU! Semua orang adalah guru.
Program berikutnya adalah upacara bendera hari senin yang juga melibatkan semua warga sekolah, karakter yang ingin dikuatkan adalah semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Para peserta didik diajarkan langsung melalui keteladanan semua warga sekolah ikut upacara. Selanjutnya adalah penguatan nilai-nilai religious yang melibatkan semua SDM di sekolah, dalam pembiasaan sehari-hari seperti adab bertemu dengan orang lain, kemudian adab makan dan minum, pembiasaan wudhu dan sholat, mulai dari sholat dhuha, sholat dhuhur dan sholat ashar berjamaah (khusus level atas) semua SDM dilibatkan. Dengan peserta didik melihat bahwa semua ustadz/ustadzahnya, apapun tugas dan fungsinya semua bersama-sama dengan peserta didik melaksanakan kegiatan bersama. Keteladanan yang diberikan ini akan membuat tujuan dari penanaman karakter akan berhasil. SERU! Semua adalah guru, melalui keteladannya.
Dan program banyak lainnya, semua SDM mempunyai kewajiban yang sama dalam menyukseskan keberhasilannya dengan porsi masing-masing dan bukan hanya tanggung jawab pendidik saja karena semua orang adalah guru karena semua orang adalah pendidik. SERU!

III.             PENUTUP
Mengingat begitu pentingnya unsur keteladanan dalam penanaman karakter pada peserta didik maka diperlukan penyamaan persepsi diantara semua elemen yang terlibat di sekolah. sehingga program yang dijalankan tidak kontraproduktif dan dapat berhasil sesuai dengan output yang diinginkan. Mempertimbangkan hal ini maka SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto memandang perlu untuk mengedapankan aspek keteladanan ini. yakni dengan gerakan SERU! semua orang adalah guru




 Sumber lain

Translate