Senin, 22 September 2014

Asyiknya Belajar IPA dengan Mind Mapping





            Hewan  adalah salah satu makhluk Alloh SWT yang keberadaannya sangat bermanfaat bagi manusia. Mengenal hewan bukan hanya mengetahui namanya tetapi juga semua hal yang terkait dengannya, seperti makanannya, tempat hidupnya, ciri-cirinya, dan lain sebagainya. Kompetensi ini harus dimiliki oleh setiap anak, karena dengan mengenal makhluk-makhluk ciptaan Alloh akan tumbuh sikap menyayangi dan menjaganya, juga senantiasa bersyukur atas semua nikmat Alloh SWT. Untuk menumbuhkan sikap positif tersebut pembelajaran yang diberikan kepada anak haruslah tepat.
            Salah satu caranya adalah dengan mengemas sebuah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan membuat anak antusias untuk mempelajarinya. Gambar dan warna yang atraktif sangat menarik perhatian anak dan mempermudah membatu menyimpan memori pada benak anak. MIND MAPPING, sudah terbukti mampu menjembati permasalah sulitnya anak mengingat sekian banyak materi dan konsep. Oleh karenanya pada hari Sabtu tanggal 20 September 2014, sebanyak 156 siswa-siswi kelas 3 SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto menyelenggarakan kegiatan belajar IPA yang mempelajari tentang identifikasi hewan dalam sebuah tema “Big Assembly: We Are Ready To Learn”. Saat mendampingi kegiatan yang mengambil tempat di Masjid An Nur, Wakil Kepala Sekolah level 3 Ustadz Rahmat Safari, S.P. mengatakan bahwa, pembelajaran haruslah inovatif dan kreatif serta tetap menonjolkan sisi menyenangkan bagi anak tanpa meninggalkan kebermaknaannya.
Pembelajaran yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu pun berlangsung meriah diwarnai dengan keriangan anak yang sangat bersemangat berkreasi menghias mind mappingnya dengan gambar dekoratif. Mereka berkreasi pada karton berukuran A3 dengan pewarna, gambar, serta alat-alat lain yang mereka bawa. Untuk meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran maka dibentuk kelompok-kelompok kecil tediri dari 2-3 siswa per kelompok. Hal ini dimaksudkan agar terjalin kerjasama antar siswa dan setiap siswa dapat mengaktualisasikan kemampuannya masing-masing. Seluruh siswa tampak  bersemangat karena hasil karya mereka ini akan di pajang pada papan display kelas dan akan di ambil beberapa karya terbaik sebagai pemenangnya. (Imalia)

Baca juga artikel lainnya: 
Siswa SD berlatih Lalu Lintas 
Ajang Tahfidz dan Tasmi' para Huffazh Muda  
Juara Lomba Cipta Puisi 
Video Pembelajaran Multimedia
Satu Lagi Dari SD Al Irsyad 01
Siapa Cepat Dia Dapat 
Bahasa Adalah Jendela Ilmu
Special for Women Only 
Getarkan Dunia Dengan Al Quran  
Habbitforming dengan Veltikultur 
Pilkada lagi Pilkada lagi 
Aku Bisa Menyembelih Ayam Sendiri 
Sung Serrrr... 
Ke Desa Ini Baru Beda 
Jaket, Jaket Apa Yang Bisa Dimakan? 
Mas Paul, Bukan Mister Paul

Kunjungi Website Resmi SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto  klik http://sdalirsyad01pwt.sch.id/
           

DISCIPLINE DAY NOT ONLY FOR A DAY








Banyak sekali pemberitaan yang tidak bagus tentang pelajar di masa sekarang ini, mulai dari tawuran, melakukan tindak kriminal seperti pencurian, sampai melakukan tindakan asusila. Sejenak membuat kita berfikir, sekiranya apa yang salah dengan semua itu. Alih-alih mencari-cari pihak mana yang disalahkan, lebih baik membuat langkah nyata untuk mengatasi semua itu. Salah satunya dengan menerapkan jiwa disiplin dan tanggungjawab sedini mungkin. Kedua hal ini merupakan life skill yang wajib dimiliki sebagai bekal siswa di masa depan.
Berangkat dari keprihatinan inilah maka SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto  bekerjasama dengan KODIM 0701 Banyumas, memberikan perhatian khusus pada masalah ini. Dengan mengadakan pelatihan disiplin sedini mungkin pada siswa-siswa SD melalui kegiatan Discipline Day . Maka pada hari Kamis pagi, 4 September 2014 halaman Kodim Banyumas pun ramai dikunjungi 137 siswa kelas 5 SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto. Dengan riang gembira dan semangat, mereka mengikuti seluruh kegiatan yang dibuka langsung oleh Sersan Mayor Jumadi sebagai kepala Tim pelatih. Dalam sambutannya, beliau sangat gembira apabila anak-anak sudah terbiasa disiplin di segala bidang sedari masa kecil. Materi baris berbaris dan kedisiplinan dalam latihan dibawakan dengan apik oleh Tim dari Kodim yang terdiri dari Serma Jumadi, Serka Syafin Imam S, Serka Sukiman, Sertu Jupri, Serda Slamet BK, Serda TeguhR, Serda Among, dan Serda Karsikun.
Anak-anak berbaris dengan semangat dan menampilkan yang terbaik, sama sekali tak terlihat lelah meski mentari kian terik. Pelatihan disiplin berbaris ini diakhiri dengan pemilihan siswa-siswi terbaik untuk menjadi tim inti petugas upacara bendera di sekolah. Tentu saja ini sangat membangkitkan minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan yang merupakan program rutin tahunan dari SD Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Ustadzah Nur Aisyah Amini, S.Si selaku Wakil Kepala Sekolah Level 5 memastikan bahwa program-program yang mempunyai manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa akan terus dikawal dan digalakkan pelaksanaannya. Sedangkan Kepala Sekolah, Ustadz Alex Nanang Agus Sifa, S.Fil.I yang juga turut memantau kegiatan mengungkapkan bahwa kedisplinan adalah salah satu karakter yang harus dibangun pada diri siswa, baik rumah, sekolah, terutama di lingkungan masyarakat. Siswa juga perlu dikenalkan dengan kedisiplinan diberbagai bidang, dan menjadikan disiplin ini sebagai karakter sehingga menjadi pribadi yang penuh tanggung jawab dan taat aturan.  

Jumat, 29 Agustus 2014

COUNT DOWN TO 15th SEPTEMBER (PART 1)



            Selesai sholat dhuhur, tak sengaja mataku tertumbuk pada sosok di depanku yang sedang melipat mukena. Saat kumelihat tatapan kosongnya, tanpa ragu aku segera menghampirinya. Kusentuh bahunya, “believe me I know how’s your feeling right now… I’ved been there.” Sahabatku itu masih terdiam… speechless tidak tahu harus berkata apa. “At the first my heart refused it… but finally I could compromised with my feeling” kulanjutkan kata-kataku berharap dapat sedikit menenangkannya, atau lebih tepatnya menenangkanku juga.  Yup! Exactly! It’s all about heart and feeling… we can't deny it! Ketika sudah menyangkut persoalan hati dan perasaan memang masalah yang paling rumit sedunia.
            Kami masih bercakap-cakap berdua di serambi mushola… “I’m so surprised, it’s so suddenly… I should through this for twice” akhirnya ada juga yang bisa terungkap dari mulutnya, setelah sepanjang hari kulihat dia termenung. Yang sebenarnya aku seperti melihat cermin itulah aku beberapa hari yang lalu. When all of my friends said “Something different with you, with your sight” kupererat rengkuhannku dibahunya. “Isbirr ya ukhti… a’dhomallohu ajroq…”
            Berjalan dari keluar mushola pikirku kembali pada ingatan yang lalu. Aku sudah terlanjur jatuh cinta, teramat sangat cinta, begitu mendalam, bukan buatan. Ikatan itu bukan hanya di status belaka tetapi sudah mengalir di darahku seakan sudah menjadi satu dengan diriku. Mereka adalah aku. Aku dan hari-hariku. Mereka adalah hari-hariku. Yang senantiasa dilewati dalam kebersamaan selama bertahun-tahun masa kebersamaan. Memisahkanku dari mereka sama saja memisahkan jiwa dari ragaku. Ada yang terenggut dari diriku saat harus berpisah dari yang kucintai.
           
Cinta adalah masalah kenyamanan, aku merasa aman dan nyaman disini. Aku merasa dicintai dan disayangi sehingga aku pun bisa memberi lebih lagi cinta dan sayangku. Namun seperti yang kukatakan pada sahabatku tadi finnaly I could and should compromised with my feeling. Pada akhirnya aku harus menjadi pribadi yang lebih bijaksana bahwa apa yang kusukai dan apa yang tidak kusukai tidak berkaitan dengan apa yang baik dan apa yang tidak baik buatku. Sebab bisa jadi aku menyukai sesuatu tetapi ia tidak baik bagiku, dan bisa jadi aku tidak menyukai sesuatu padahal sesuatu itu baik buatku.
Jadi ku mencoba ikhlas untuk melepaskan apa-apa yang kucintai… semua yang kusayangi. Mencoba mencari semua hal yang positif dari harus terpisahnya aku dan yang kucintai. Mencoba memahami bahwa semua ini sudah tertulis di lauhul mahfudz jauh sebelum adaku, bahwa aku hanya harus menjalani hidupku sebaik-baiknya. Mengerti bahwa terpisahnya aku dan cintaku bukan atas kesalahanku, bukan dari apa yang kuperbuat, meskipun juga  aku dan cintaku bukan dipisahkan oleh orang lain, sama sekali tidak ada orang lain yang memisahkan aku dan cintaku, tidak ada orang lain atau siapapun yang mendzholimiku. Ini hanya masalah keadaan. Pada akhirnya aku berujung pada kesimpulan bahwa ini sudah “taqdir” (lagi).
Aku meyakini bahwa terpisahnya aku dan cintaku akan membawaku pada cinta yang baru, yang lebih menantang. Yang suatu saat nanti jika aku berhasil menaklukkannya aku akan mendapatkan cinta yang lebih manis. Aku tak bisa mengutamakan keinginanku diatas nuraniku… pada akhirnya nuranikulah yang berbicara. Bahwa aku memang harus melepaskan yang kucintai dan melepasnya untuk orang yang memang membutuhkannya. Dan berusaha mencintai keluarga baruku yang memang lebih membutuhkanku. Pada akhirnya diposisikan menjadi “pahlawan” inilah yang sedikit meringankan bebanku. Bahwa aku melepaskan yang kucintai untuk orang yang lebih membutuhkan dan aku rela menjadi bagian dari cinta yang lain karena keberadaanku dibutuhkan. Sisanya kuserahkan padamu Ya Rabb,,, sami’na wa atho’na.  Aku setia pada perintah yang diberikan padaku….

Dan disinilah aku di sudut duniaku… memandang hari-hari terakhir kebersamaanku. Menuliskan kenangan yang suatu hari nanti ini hanya akan jadi bagian dari masa lalu. Menunggu datangnya hari perpisahan itu, 15 September 2014, yang mauku hari itu tak kan pernah datang. Tapi waktu sangatlah jujur dan disiplin… berpantang mundur dan terus melaju… karena pada hakikatnya apapun yang kita lakukan di dunia SAAT INI adalah untuk menunggu SAAT ITU!

#Catatan Al Mursalat
#Purwokerto, Jumat 29 Agustus 2014
#Duh saking Ill fill nya dengan masalah yang ini sampai lupa kalau hari ini hari lahirmu, baru inget setelah kutuliskan tanggalnya,,, maaf ya sayang,,, HAPPY BIRTHDAY WISH YOU ALL THE BEST.

Rabu, 14 Mei 2014

MENGCAPTURE KESHOLEHAN PESERTA DIDIK (#Nyes momentum)

                                     
Pagi ini setibanya di ruang kelas, seperti biasa kukeluarkan, smartphoneku, kubuka aplikasi Al Quran untuk tahsin pagi. Ada target minimal yang harus dijaga untuk bacaan Al Quran setiap harinya. Kursi di teras depan kelas, tempat biasanya aku duduk sambil tarhib, menyambut anak-anak didikku yang baru berangkat sudah ada Ustadz Fahrul dengan mushaf Al Qurannya. Assistenku itu rupanya sudah datang terlebih dahulu mendahuluiku sehingga tugas tarhib langsung diambil alih.
Selesai menuntaskan bacaanku, terdengar nada beat box nada dering BBMku. Kugeser kuncian layar dan ternyata dari orang tua salah satu peserta didikku yang menanyakan Ulangan Harian. Setelah kubalas pesan tersebut, mataku tertumbuk pada sesuatu yang membuatku tertegun sejenak, merasa ringan dalam beberapa detik, hingga rasanya seperti terangkat melayang diudara, sebuah perasaan senang, bangga, dan haru mendominasi #Nyes momenku (kebalikan dari #jleb momen). Rasa mak #Nyes yang begitu menyejukkan itu sangat kunikmati dalam beberapa detik, dan serasa tidak mau segera berlalu. Sampai sebuah salam dari mulut mungil di hadapanku membuyarkan #Nyes momenku.
“Assalamualaikum, Ustadzah…” sebuah tangan mungil menjulur menunggu sambut jabatku.
“Wa’alaikum Salaam, Aurel” langsung kuraih tangannya dan kugenggam erat tak luput sejumput senyuman termanis.
Berikutnya terdengar sapa ceria.
“Assalamualaikum, Ustadzah Lia” Azhar menangkupkan tangan di depan dadanya sambil mengucapkan salam padaku.
“Wa’alaikum Salaam, nak” kutangkupkan tanganku didepan dadaku membalas salam Azhar.
Sejenak aku terlepas dari #Nyes momenku, namun sesaat kemudian aku kembali ke “rasa” itu. Rasa yang kudapatkan tatkala kubuka notifikasi BBMku dan kulihat sebuah status pada DP Wali muridku.
Begini bunyi statusnya “Kata mbak rara: Mah jangan foto mbak rara klo gag pake kerudung, itu aurat” disertai emoticon thumb up dan hug.  Subhanalloh. Ini adalah detik-detik di dalam masa hidupku dimana aku sedang menikmati kesolehan dari salah satu anak didikku. Rara adalah salah satu anak didikku yang pendiam dan tidak begitu ekspresif tetapi sangat pintar dan mudah menerima masukan positif. Banyak prestasi yang diraihnya, tanpa banyak bicara, dia berbicara dengan bukti, dengan perbuatannya.
Seorang anak usia kelas empat SD sudah sedemikian menghayatinya akan makna menutup aurat bagi wanita. Sehingga hal yang bagi kebanyakan orang masih “wajar” ketika anak kecil tidak berjilbab ketika di foto, keadaan yang demikian bisa membuat ia tak nyaman. Dan berani bersikap, serta berbicara untuk menyatakan sikapnya itu. Yang tentunya hal ini membuat hati Mamanya juga tersentuh sampai menuliskannya sebagai status BBM.
Dan meskipun aku bukan mamanya, aku turut berbangga. Sangat mungkin sikapnya itu bukan karena aku dan nasihatku, tetapi setidaknya setetes kebahagiaan tak ayal menghampiriku karena setidaknya aku turut mengisi hari-harinya dengan sedikit banyak nilai-nilai kebaikan.
Yang ada dipikiranku selanjutnya adalah, mengcapture status tersebut dan menyimpannya di ponselku. Tapi rasanya belum cukup, aku cukup termotivasi secara positif ketika membaca status wali muridku itu, maka tidak ada salahnya kalau aku mencoba berbagi dengan lainnya. Maka kutuliskan kisah disepenggal pagiku ini. Semoga membawa manfaat bagi semua.
Ya Rabb, semoga banyak Rara-Rara yang lainnya. Semoga banyak generasi-generasi penerus yang berkomitmen terhadap jalan-Mu ya Rabb.

(*catatan hari ini)


Sabtu, 15 Februari 2014

Antara Membuat Gado-Gado dengan Bahasa Arab





Membaca judul diatas tentu kita bertanya-tanya apa hubungannya membuat gado-gado dengan Bahasa Arab. Tapi itulah yang terjadi di kelas 4 SD Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Pembelajaran dikemas lintas materi, lintas subyek, lintas disiplin ilmu, semuanya terintegrasi menjadi satu-kesatuan yang utuh. Karena pada usia kelas 4 inilah usia yang signifikan, usia anak Sekolah Dasar adalah usia keemasan dimana banyak hal yang bisa kita tanamkan skill dasar atau pun pengetahuan yang akan membekas dan tertanam lebih dalam kedalam diri mereka untuk waktu yang lama. Oleh karenanya kelas 4 SD Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto mengeset pembelajaran yang bermakna dan membekas lebih lama.

Diantaranya Cooking Day yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Februari 2014. Kegiatan ini merupakan wadah dari pembelajaran berbasis keterampilan, khususnya keterampilan boga, yakni membuat gado-gado, tetapi sebenarnya didalamnya banyak terkandung muatan pembelajaran yang lainnya. Seperti kita ketahui bersama bahwa kurikulum 2013 yang mulai diterapkan di SD Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto pada tahun pelajaran ini. Dalam mengemas pembelajaran pun mencakup semua kompetensi inti yang ingin ditanamkan ke siswa. Dengan membuat gado-gado secara berkelompok, siswa diajarkan sikap sosial yang tinggi, bekerjasama dan saling membantu satu sama lainnya (KI2). Melalui kegiatan ini pula siswa mengetahui secara kognitif bahan, alat dan cara untuk membuat gado-gado (KI3). Siswa langsung praktik membuat gado-gado sehingga ilmu yang didapat bukan hanya teori saja jadi akan lebih bermakna (KI4). Dan tentu yang tidak pernah tertinggal untuk ditanamkan dalam diri siswa adalah kompetensi spiritual dimana diantaranya, setiap mengawali dan mengakhiri dengan bacaan Basmallah dan Hamdallah, mensyukuri nikmat makanan yang merupakan rezeki dari Alloh, memperhatikan adab-adab makan dsb (KI1).

Demikian juga kegiatan yang diselenggarakan sepekan sesudahnya, Sabtu 15 Februari 2014, yakni mengundang penutur asli bahasa Arab. Dalam kegiatan ini pembelajaran Bahasa Arab dikemas super kreatif sehingga siswa termotivasi sangat baik untuk mempelajari dan menguasai Bahasa Arab lebih baik lagi. Mendatangkan pembicara yang sangat menguasai Bahasa Arab, Ustadz Naser Balvast, Lc. Yang merupakan lulusan dari Al Azhar Kairo, sekarang menjadi staf pengajar di SMAIT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto. Ustadz muda yang selama empat tahun tidak pernah meninggalkan Mesir ini, berbagi ilmu tentang Bahasa Arab di hadapan siswa-siswi kelas 4 SD Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto yang sangat antusias menyimak materi dan tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan kepada pembicara.

Ustadz Rahmat Safari, S.Si,  selaku wakil kepala sekolah level 4 SD Al Irsyad A Islamiyyah 01 Purwokerto, megatakan bahwa kemasan juga sepenting isinya, hal yang baik jika dikemas lebih menarik akan tersampaikan dengan efektif. Demikian juga dengan ilmu dan pembelajaran. Dan SD  Al Irsyad A Islamiyyah 01 Purwokerto selalu menyajikan dan melaksanakan yang terbaik untuk tercapainya tujuan pembelajaran. (Imalia)

Baca juga artikel lainnya:
Siswa SD berlatih Lalu Lintas
Ajang Tahfidz dan Tasmi' para Huffazh Muda 
Juara Lomba Cipta Puisi
Video Pembelajaran Multimedia
Satu Lagi Dari SD Al Irsyad 01
Siapa Cepat Dia Dapat 
Bahasa Adalah Jendela Ilmu
Special for Women Only 
Getarkan Dunia Dengan Al Quran  
Habbitforming dengan Veltikultur 
Pilkada lagi Pilkada lagi 
Aku Bisa Menyembelih Ayam Sendiri 
Sung Serrrr... 
Ke Desa Ini Baru Beda 
Jaket, Jaket Apa Yang Bisa Dimakan?
Mas Paul, Bukan Mister Paul

Kunjungi Website Resmi SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto  klik http://sdalirsyad01pwt.sch.id/

Translate