Sabtu, 09 November 2013

Pulang,,,

Pulang...
Kampung halaman...
Keluarga...

Merangkai tiga hal diatas memunculkan sesesap hangat yang menyamankan kalbu. seakan-akan berada di tempat ternyaman di dunia. bahagia yang terwakili oleh senyum yang selalu tersungging di bibir. aku akan pulang... Tegal kami datang... Bapak-Ibu peluk rindu yang selalu didamba.

Pergi...
Perjalanan...
Rindu...

Memaknai ketiga hal tersebut ada sebuah rasa yang tinggal jauh di lubuk kalbu. rasa kehilangan akan sebuah ketiadaan yang sudah terbiasa akan adanya. kami penuhi undanganmu duhai orang-orang yang tercinta dengan segala hormat. untuk melepas pergimu... semoga kelak kami bisa mengikut jejakmu, kami panjat doa selalu untuk selamatmu... untuk kembalimu... untuk mabrurmu...

Bapak Imam Siswoyo dan Ibu M. Indah Pujiwati oragtua kami tercinta. kami tunggu kembalimu, membawa rindu akan panggilan-Nya. Semoga menjadi haji yang mabrur.

Harapan...
Doa...
Pertemuan...

Memahami ketiga kata itu aku menemukan sebuah kata yang cukup mewakili ketiganya. TAKDIR! akankah takdir kita kan bisa mewujudkannya... I Wish... a Pilgrimage Wish...

Notes: Sebetulnya tulisan ini sudah lama sekali ditulis,,, kalau tidak salah dari tanggal tujuh sepetember 2013 tapi baru diposting sekarang,,, tidak apa-apa lebih baik telat tapi tetap produktif menulis. 
Waktu itu aku dan rekanku Nana sedang menjadi MC di kuliah umum yang mendatangkan pembicara dari Staf Khusus Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 
Hehe, saking "kreatif"nya ngeMC saja masih sempat-sempatnya membuat tulisan. 
Karena aku memang sedang kangen sekali dan tidak sabar untuk segera pulang, apalagi kepulanganku kali ini adalah untuk melepas bapak dan ibu pergi ke tanah suci mekkah,,, semakin bertambah kangen rasa dihati,,, ingin segera pulang ke kampung halaman. 
Kuposting karena hari ini pun ku akan pulang... Alhamdulillah diberi waktu dan kesempatam hampir selama dua bulan terakhir, setiap akhir pekan aku dan keluarga selalu pulang...


Sambut Hari Pahlawan, SD Al Irsyad 01 Simulasikan Perjuangan Soedirman









Musik Adagio in C Minor terdengar mengalun.  Terlihat seorang perempuan menimang bayi.  Irama musik berganti dengan Iringan musik taklelo ledhung. Perempuan itu, Bu Siyem, terlihat menyerahkan seorang anak bayi kepada seorang ibu, Jokrosunaryo, namanya.
Tiba-tiba musik berganti dengan iringan gending jawa. Terlihat sekelompok anak-anak lari-lari dan bernyanyi cublak-cublak suweng. Dari kejauhan terlihat seorang bapak dan seorang ibu yang tengah asyik memerhatikan sekelompok anak tersebut.  Mereka adalah Raden Tjokrosunaryo dan istri. Saat anak-anak asyik bermain tiba-tiba terdengar suara adzan berkumandang.
Terlihat seorang anak kecil berlari mendekati bapak dan ibu tadi, dialah Soedirman kecil.  Ia bergegas meninggalkan tempat bermain bersama bapak dan ibu tadi. Anak-anak yang lain ikut serta membubarkan diri.
Alunan musik berubah lagi dengan lagu Allohummarhamnabil Quran. Terlihat seorang guru ngaji dan beberapa murid. Kemudian musik berubah lagi dengan alunan musik pangkur ‘Jam 7 mlebu sekolah’.  Mereka mengenakan pakaian jawa masa lampau. Mereka adalah murid-murid HIS yang sedang belajar dengan serius. Beberapa kali  Soedirman yang masih anak-anak.   
Kelas bubar, berganti dengan lapangan dan beberapa anak dengan kostum bola sedang bermain sepak bola. Soedirman mencetak gol. Terjadi pertengkaran, Soedirman melerai dan mendamaikan.
Irama musik berganti dengan Mars Hizbul Wathon. Dua regu pramuka berbaris berbanjar. Soedirman memberi aba-aba. Pasukan berbaris mengikuti aba-aba. Kemudian mereka putar haluan. Itulah Soedirman saat remaja. Ia aktif dalam kegiatan ini.
Musik berganti dengan gending jawa. Soedirman dan murid-muridnya di terlihat asyik belajar di dalam kelas. Dengan menggunakan wayang, Soedirman mengajar.
Terlihat seorang laki-laki masuk ke dalam kelas, dialah Isdiman. Mereka terlihat bercakap-cakap sebentar. Soedirman berdiri di sebelah Isdiman. Ia menggunakan pakaian kemeja putih kusam, celana krem panjang sedikit di bawah lutut dan peci hitam.
Murid-murid berdiri. Soedirman dan Isdiman menyalami para murid, kemudian meninggalkan ruangan sambil melambaikan tangan. Murid-murid melambaikan tangan.
Tiba-tiba alunan musik gending jawa berubah dengan suara-suara tembakan yang disusul dengan lagu gugur bunga. Ini adalah adalah adegan TKR melawan sekutu. Yang disusul dengan wafatnya Isdiman.
Sebuah tandu disusung. Soedirman yang sedang sakit parah ditandu. Ia hendak mengadakan diskusi di wilayah Sobo. Terlihat seorang laki-laki setengah tua menuntun sepeda onthel, dialah utusan dari Sri Sultan.
Tiba-tiba alunan musik berubah dengan musik ‘I Love Nasi Goreng’ beberapa orang berpakaian seragam sinyo-sinyo belanda tengah asyik pesta pora.
Suara musik berhenti. Keadaan hening. Orang-orang berpakaian sinyo-sinyo belanda tertidur lelap.
Suara tembakan terdengar memekakan telinga. Itulah saat sirine bangun pagi, yaitu pukul 06.00 wib. Terjadi adu tembak antara TNI dan Belanda. Serangan spektakuler yang bertujuan memberitahukan kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia dan TNI masih ada.
Tiba-tiba musik berganti dengan lagu ‘Sepasang Mata Bola’ terdengar teriakan MERDEKA!!!
Itulah rangkaian kegiatan Sejarah Hidup Jendral Soedirman yang diperankan oleh anak-anak SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto dari level I sampai level VI.
Dalam rangka memperingati hari pahlawan yang jatuh besok, Minggu 10 November 2013 hari ini Sabtu, 09 November 2013 SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto menggelar acara besar-besaran yaitu Simulsi Hari Pahlawan yang mengangkat tema ‘Sejarah Hidup Jenderal Soedirman’.
Dalam kegiatan simulasi ini, seluruh kisah hidup Jendral Soedirman dari lahir sampai terjadinya pertempuran 11 Maret ditampilkan.
Kegiatan ini diikuti oleh semua level yaitu dari level satu sampai level enam. Sebanyak 900 anak dan 85 guru ikut serta dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan Kodim Banyumas 0701 yang beralamat di Jl. Jendral Soedirman, Purwokerto, dari pukul 07.00 wib sampai pukul 10.30 wib.
Meskipun panas terik menerpa tubuh anak-anak, mereka sangat antusias mengikuti setiap babak dalam pentas ini.
Menurut ketua panitia Andi Mulyono, acara ini sengaja digelar agar anak-anak mengetahui lebih dekat bagaimana sejarah hidup para pahlawan Indonesia dalam merebut kemerdekaan RI. Salah satunya adalah Jendral Soedirman. Tokoh Jendral Soedirman sengaja diambil, menurut ketua panitia, dikarenakan tempat lahir dan berdekatan dengan lokasi sekolah. Sehingga anak-anak diharapakan lebih antusias lagi meneladani nilai luhur Soedirman.
Kepala sekolah menegaskan, kegiatan ini digelar sebagai salah satu program sekolah yang memiliki tujuan mendekatkan kepada siswa akan makna perjuangan dan apa arti pengorbanan. Ke depan kepala sekolah mengharapkan kegiatan seperti ini tetap diadakan agar siswa tidak melulu mengetahui pahlawan-pahlawan super hero yang ditayangkan di saluran-saluran televisi. Tetapi justru mengetahui lebih banyak akan pahlawan Indonesia yang sesungguhnya!
          Selamat Hari Pahlawan! 

Notes: Zidan dapat peran lagiyyyyy,,,, yeyeyeyeyey,,,, jd tambah semangat ngeMCny,,,, ^_^" 
yang ini artikel versi satu untuk Suara Merdeka ada versi dua dan seterusnya untuk Radar Banyumas dan lainnya,,, yeyeyeyeyey,,, semangat!!!!

Translate