Selasa, 30 April 2013

Semangat Baru Membangun Pendidikan Yang Berkarakter



                Dua kutub dengan orbit yang berbeda titik edarnya tetapi mempunyai concern yang sama terhadap suatu hal, yakni pendidikan. Akan menjadi sebuah sinergi yang dasyat apabila dua kutub itu sesekali bertemu dalam titik edar yang sama, dan menghasilkan sebuah karya yang bisa dipersembahkan untuk kemajuan dunia pendidikan, dan itu berarti sumbang sih terhadap kemajuan bangsa pada umumnya. Ketika dua orbit yang berbeda titik orbitnya ini bertemu dalam satu titik orbit maka marilah kita sama-sama saling menyamakan visi demi tercapainya cita-cita bersama. Dan disinilah kita, meski kita berbeda orbit disatu titik kita saling bersinggungan. Pada posisi ini sudah seharusnya kita menyamakan persepsi tentang tantangan pendidikan di masa yang akan datang, dalam waktu yang paling dekat kita dihadapkan pada pengimlentasian kurikulum baru yang biasa disebut kurikulum 2013.
                Berbagai macam pelatihan-pelatihan diselenggarakan, berbagai seminar dan workshop diikuti, browsing dan searching informasi dari segala sumber pun sudah dijalani. Berarti yang tersisa hanyalah tinggal ruang implementasi. Pertanyaannya adalah sudah siapkah kita menerapkannya ruh baru secara konsisten di dunia pendidikan? Maka jawabannya akan menjadi sangat mudah karena siap atau belum siap kurikulum 2013 itu sudah pasti akan kita hadapi di tahun ajaran yang akan datang (2013/2014) oleh karenanya kita harus menjalaninya dengan sebaik-baiknya.  Karena pada prinsipnya ruh yang dibawa oleh kurikulum baru ini bukan merupakan hal yang sama sekali baru bagi kita. Selama ini pun disadari maupun tidak disadari sebenarnya kita sudah menerapkan semangat yang dibawa oleh kurikulum 2013. Jadi akan sangat aneh kalau kita yang sudah lama berkecimpung di dunia pendidikan terkaget-kaget dengan dinamisasi perubahan yang sangat cepat mengikuti alur perkembangan zaman.
                Disini kita tidak pernah hanya membicarakan fokus, tetapi juga shimpony. Sebuah shimpony yang diharmonisasikan dari semua komponen yang terlibat dan dari berbagai pemikiran yang terlahir. Kurikulum pendidikan itu seharusnya koheren, komprehensif, konsisten dan allign. Karena ilmu itu milik siapa saja, maka misi mengaplikasikan kurikulum yang baru menjadi Mission Possible for New Curriculum. Sebagaimana visi Indonesia 2025 yang tercantum dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang  Nasional) yakni Menjadi bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Insyaallah semua itu dapat kita realisasikan.
                Dan ijinkanlah saya menutup tulisan ini dengan sebuah kutipan dari kepala Dinas Pendidikan Banyumas, Bapak Wahyu Budi Saptono, Msi dalam sebuah sambutannya disalah satu acara pelatihan kurikulum 2013 di sekolah Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto.  Ilmu yang kita miliki akan sia-sia jika tidak diproses menjadi amal soleh. Usaha dan perjuangan kita akan sia-sia jika tidak dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah semata. Kegagalan kita akan sia-sia jika berujung pada keputusasaan. Musibah yang kita alami akan sia-sia jika hanya menjadikan kita sombong. Pelajaran dan buku-buku yang kita terima dan kita baca akan sia-sia jika tidak bisa meningkatkan kualitas diri. (Imalia)

Artikel Terkait:

Minggu, 28 April 2013

Mengenal Lebih Dekat Kurikulum 2013



            Kurikulum 2013, yang sebenarnya belum ditentukan namanya apakah kurikulum 2013, KTSP yang disempurnakan, KTSP berbasis kompetensi ataukah KTSP 2013, tetapi karena pembuat kebijakan biasa menyebutnya dengan kurikulum 2013 maka dalam pembahasan selanjutnya kita sebut saja demikian. Sejak digulirkannya pembaharuan kurikulum yang bertajuk kurikulum 2013, berbagai reaksi bermunculan ada yang pro dan ada yang kontra. Pro dan kontra terhadap sesuatu adalah sangat wajar karena pada hakikatnya laiknya mata pisau yang mempunyai dua sisi di setiap hal pasti mempunyai sisi negatif dan sisi positif.  Sebagaimana juga menolak dan menerima apapun kebijakan pemerintah adalah hak masing-masing, akan tetapi betapa malangnya manusia yang menolak sesuatu tanpa paham apa yang ditolaknya, dan tanpa paham kenapa harus menolaknya. Jadi marilah kita kenali lebih dekat apa sebenarnya kurikulum 2013 itu. Jangan sampai menyesal dikemudian hari, karena sudah terlanjur bersikukuh menolaknya akan tetapi di kemudian hari baru disadari kebaikannya.
            Apa itu kurikulum? dalam pembahasan ini kita akan membaginya kedalam lima pembahasan. Pertama, kurikulum adalah mindset (cara pandang) kita terhadap peserta didik. Mindset kita terhadap peserta didik adalah kurikulum yang sejati, kenapa? Kita pelajari alasannya lebih lanjut, bahwa sebuah kurikulum akan bagus jika didukung oleh SDM (guru) yang bagus pula, dan guru yang bagus adalah yang mempunyai mindset yang bagus terhadap seluruh peserta didiknya. Setiap SDM dunia pendidikan harus mempunyai cara pandang bahwa semua anak adalah bintang, dengan keunggulannya masing-masing yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Bahwa Allah SWT menciptakan setiap jiwa lengkap dengan rencana dan alasan untuk apa dan peran apa yang akan diembannya. Dimana perannya tidak bisa digantikan oleh yang lain.
Sebagai ilustrasinya seorang bayi yang lahir dengan pembengkakan di kepalanya dan hanya bisa bertahan hidup selama dua jam. Di situasi seperti itu semua dokter ahli akan berkumpul dan mempelajari apa sebabnya, bagaimana pencegahannya dan bagaimana cara mengobatinya yang kesemuanya itu tidak pernah ditemukan dan didapatkan dari bangku kuliah di fakultas kedokteran manapun. Subhanalloh masa hidupnya yang hanya dua jam dia mengemban peran dari Allah untuk menjadi guru dari mahaguru kedokteran. Tidak ada yang Allah ciptakan untuk sia-sia seburuk apapun manusia memandangnya pasti ada alasan mulia keberadaanya. Karena Allah tidak akan pernah dzalim kepada hamba-Nya.
Oleh karena itu SDM dunia pendidikan harus bisa menerima bagaimanapun kondisi peserta didik, hatta untuk anak berkebutuhan khusus sekalipun. Serta bisa memberikan pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing jiwa yang berbeda. Idealnya semua lembaga pendidikan berlabel sekolah bisa memberikan kesempatan yang sama untuk semua anak yang ingin belajar. Namun karena tidak semua sekolah tidak mampu menyediakan layanan inklusi, maka berbahagialah bagi guru yang berada disekolah inklusi dan harus bersinggungan langsung dengan peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus.
Ilustrasi yang menggambarkan kualitas seorang guru diibaratkan sebagai seorang supir yang mampu menyetir mobil yang tua, macet, dijalan menanjak dan menikung, serta ramai lalulintasnya walaupun begitu tetap bisa sampai ditujuan akhirnya. Dan bukannya supir yang menyetir mobil bagus, dijalan tol, tidak ada tanjakan dan tikungan, serta hanya sendiri di jalan raya. Tidak Aneh kalau bisa mencapai tempat yang dituju. Kemampuan profesional seorang guru akan teruji jika dia menghadapi sekolah dengan sarana dan prasarana seadanya dan kondisi peserta didik yang menantang dan bukannya dihadapkan pada sekolah yang lengkap faslitasnya dan kondisi peserta didik yang pintar-pintar.
Seberapa besar permasalahan yang diberikan Allah berbanding lurus dengan kemampuan dalam menghadapi masalah tersebut. Oleh karenanya kecewalah ketika diberi persoalan kecil. Dan bersyukurlah apabila diberi persoalan besar. Seberat-beratnya persoalan dunia pendidikan yang dihadapkan kepada guru artinya Allah memberikan Kemampuan untuk mengatasinya (Al Baqarah:286). Kalau kita takut dapat yang sulit dan lebih memilih yang mudah maka kita tidak akan dapat apa-apa. Artinya persoalan yang diberikan kepada manusia adalah anak tangga menuju sukses, tidak ada nelayan tangguh yang lahir dari laut yang tenang. Tidak akan diberi sukses jika belum pernah diberi kesempatan melewati permasalahan yang berat. Berbahagialah sekolah yang sarananya terbatas karena akan menstimulus jiwa kreatifitas.
Jadi berbicara tentang kurikulum adalah berbicara tentang bagaimana mindset kita terhadap dunia pendidikan, itu yang pertama. Yang kedua berbicara mengenai kurikulum berkaitan erat dengan ungkapan “kita adalah murid pertama dari setiap ucapan kita”. Jadi yang pertama kali harus mengimplementasikan dari apa yang kita ajarkan kepada peserta didik adalah diri kita sendiri. Sebelum kita meminta murid kita untuk kreatif kita harus kreatif terlebih dahulu. Sebelum kita menyuruh anak didik kita untuk sopan kita harus sopan terlebih dahulu. Sebelum kita menyuruh anak didik kita untuk rukun dengan teman, sesama rekan guru pun kita harus saling kompak. So do than tell or tell than do it firstly.
Ketiga, hal yang bisa kita gunakan untuk menjelaskan apa itu kurikulum adalah janji dunia pendidikan terhadap bangsa. Mari kita lihat terlebih dahulu apa janji dunia pendidikan terhadap bangsa. Dalam bab I pasal 1 ayat 1 UUSPN No.20 tahun 2003 di sebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, kenyamanan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi kurikulum adalah tentang bagaimana dunia pendidikan merealisasikan janjinya tersebut, sebagai kontribusi nyata terhadap bangsa dan negara.
Keempat, kurikulum bisa dijelaskan sebagai role model yang dilekatkan pada seorang guru. Karena setiap tindak-tanduk dan ucapan guru akan ditiru peserta didik dan turut membentuk kepribadian anak. Kurikulum yang ini biasa disebut kurikulum yang tersembunyi (hidden curriculum). Jadi bertobatlah dari sikap saling menyalahkan karena ujung-ujungnya kita akan menyalahkan Allah. Analoginya seperti seorang pembuat roti, apabila ada cacat rasa atau sesuatu yang salah dari roti yang kita makan dan kita mengeluhkannya sejatinya orang yang kita komplain adalah sang pembuatnya dan bukan rotinya. Jika kita mengeluhkan apa yang Allah suguhkan kepada kita maka sejatinya kita menyalahkan Sang Pemberi. Naudzubillahi min dzalik.
Kelima, kurikulum adalah tentang hati nurani pendidik, dimana jika hati nurani itu hilang maka matilah pendidikan. Kurikulum bukanlah cetakan yang apabila cetakannya berubah maka akan berubah pula hasilnya, kurikulum bukanlah semata-mata hanya dokumen-dokumen yang berisi SK, KD, atau Indikator. Kurikulum pada hakikatnya seperti lima hal yang telah dijelaskan diatas sehingga apabila ekstremnya pemerintah mengubah kurikulum tiap seminggu sekali tidak akan pernah ada masalah karena kontennya tetap sama. Kurikulum adalah tools, sedangkan draft dokumen tentang struktur kurikulum 2013  bisa dengan mudah ditemukan di situs-situs resmi dinas pendidikan. Poinnya adalah kita harus tahu bagaimana menggunakan alat tersebut dengan bingkai kerangka lima hal tersebut diatas. Kurikulum adalah sebuah seni menggunakan perangkat yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan yang seideal mungkin.
Marilah kita menjadi manusia-manusia yang tidak pernah setengah hati dalam menjalani jalur kita. Dan karena kita berada di jalur pendidikan mari sepenuh hati menghidupinya, maka pendidikan pun akan hidup dalam kita bahkan menghidupi kita. Perbedaan antara setengah hati dan sepenuh hati dapat dijelaskan dengan kata “tapi” dan “walaupun”. Perhatikan dua kalimat berikut; Saya akan sholat awal waktu tapi saya sibuk, ini setengah hati. Saya akan sholat tepat waktu walaupun saya sibuk, yang ini baru sepenuh hati. Ganti semua kata “tapi” dalam diri menjadi “walaupun”, ganti semua rasa setengah hati terhadap hidup yang kita jalani dengan sepenuh hati menjalani hidup.
Kurang lebih begitulah penjelasannya tentang kurikulum yang akan kita hadapi di tahun pelajaran mendatang 2013/2014. Pada kesimpulannya tidak ada yang berubah secara konten, hanya pendekatan pengajarannya saja yang berbeda menyesuaikan dengan perkembangan jaman dan kebutuhan riil peserta didik dimasa yang akan datang. Sekali lagi ditegaskan bahwa perbedaan materi tidak ada hanya framenya saja diganti dengan bingkai baru. Karena peserta didik kita tidak hidup dijaman yang sama dengan kita, oleh karena yang kita berikan pada mereka bukan yang kita dapatkan dari masa lalu. Mari melepaskan diri sebagai manusia masa lalu, kita adalah manusia masa kini dan peserta didik kita adalah manusia masa depan. Dengan frame kurikulum 2013, Insyaallah kita bisa. (Imalia)

Artikel Terkait:
Semangat baru Membangun Pendidikan Yang Berkarakter

*)Ikatlah ilmu dengan menulisnya, tulisan diatas adalah yang disampaikan pembicara-pembicara dalam pelatihan kurikulum 2013 oleh TIM Pusat Kurikulum dan Pembukuan Balitbang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pas mereka sedang berbicara aku mencet-mencet tuts keyboard, jadi deh tulisan. (Purwokerto, 27-28 April 2013)

Hibernasi versi blog (>_<)



Sempat sepekan tidak posting di blog. Terakhir posting tepat tujuh hari yang sebelumnya, sebenarnya bukan waktu yang lama untuk postingan blog ^_^, ada yang nanya kenapa gag yaaaaa…. (palingan omdik ma mas bambang doang, follower sejati,,, >_<)
Sepekan ini harus menjaga sesuatu yang harus dicek dan disetorkan Kamis kemarin, takut ilang kalau berinteraksi di dumay, sekelas imam syafii saja bisa hilang 40  hafalan hadisnya tatkala tidak sengaja melihat aurat (betis) perempuan. Bagaimana sekelasku yang masih ecek-ecek belum ada apa-apanya. Siapa yang akan menjamin tidak bakalan hilang dan terlupa apa yang seharusnya dijaga itu. Apalagi sengaja ngliat-liat, hehe, mungkin bisa berkilah gag bakalan ngaruh di hati, tapi siapa yang tahu pengaruhnya kehafalan? Maka ku azamkan puasa interaksi dumai sepekan. Ko cuma sepekan? >_<
Jadinya hobi nulisku disalurkan offline saja. Akan tetapi tidak tahunya nyambung juga, nyambung banget malah. Contohnya tatkala Senin kemarin berbincang dengan kepala sekolah, Ustadz Sudrajat, aku diminta nulis artikel untuk majalah pendidikan, temanya Tantangan Pendidikan Islam di Masa Kini. Aku memang suka menulis tapi tidak langsung aku iyakan takut tidak sempat karena ada target lain pekan ini, hanya ku catat saja tema tulisannya di hapeku.  Ga pakai nunggu lama sorenya langsung ada jawabannya, Ustadz Sodikun selaku ketua harian LPP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto menyampaikan materi yang bisa kujadikan ide tulisanku. Tepat seperti yang kubutuhkan, memang bener, deket ma orang pinter bisa ketularan ilmunya. Akhirnya jadi juga deh tulisanku tentang Tantangan Pendidikan Islam di Masa Kini. Silahkan dibaca disini. Dan terjawab sudahlah tantangan itu… :))

Sabtu, 27 April 2013

Pahlawan Sesungguhnya


One of my email for you babe,,, :))


Sunday, 21st April 2013
Kalau kepahlawanan Kartini karena menulis surat, maka aku akan menulis surat juga, bukan untuk jadi pahlawan! apalagi jadi Kartini! jauhhhhh
Tapi…  untuk mencari dan menyakinkan lagi siapa pahlawan sesungguhnya.
Baiklah dimulai saja, surat untuk pahlawan…

Assalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh
                Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kemuliaan yang berdiam di jiwamu. Pertama kali mengenalmu, aku langsung tahu kau adalah pribadi yang baik. Semua simbol dan aksesoris dari kata baik melekat di dirimu. Kau juga pribadi yang menarik, karena semua atribusi baik itu bukan hanya aksesoris semata tapi memancar dari lakumu. Kesimpulannya kau adalah orang baik.
                Bisa jadi magnet kebaikanmu itulah yang menarikku ke kutubmu. Dua kutub yang berbeda akan saling tarik menarik begitulah hukum alamnya. Dan kita pun menjadi sahabat berbagi. Dan kita pun menjalani hari. Sampai ada magnet lain yang menarik kita ke kutub-Nya. Ya kita berdua bukan hanya kau dan bukan hanya aku, kita berdua sama-sama tertarik ke sebuah kutub yang sangat kuat daya tariknya. Sehingga kutub-kutub kita yang saling bertempelan pun terlepaslah.
                Dan disinilah jiwamu yang mulia itu mengambil alih sebuah peran besar, pekerjaan besar yang hanya bisa ditempuh oleh orang yang berjiwa besar. Karena menurut logika umum, ini adalah sebuah kegilaan yang sangat tidak rasional. Kau melakukan sebuah pekerjaan menyatukan kembali kutub-kutub kita yang sudah saling tarik-menarik dari awalnya tapi sekaligus juga tetap menempel pada kutub-Nya.
                Kaulah pahlawan itu, yang melakukan pekerjaan besar disaat semua orang disekitar berkata itu tidak mungkin dilakukan. Kaulah pahlawan itu, yang tidak pernah mengatakan “belum siap” untuk melakukan langkah kepahlawananmu. Kaulah pahlawan itu yang membuktikan kata dengan tindakan keberanian, tanpa keraguan dan penuh keyakinan yang hanya dimiliki oleh jiwa seorang pahlawan.  Hingga kelak disuatu waktu orang-orang itu pun mengakui langkah kepahlawananmu.
                Karena kau tidak pernah berhenti melakukan tindakan-tindakan kepahlawananmu, bisa jadi suratku akan terus terkirim padamu. Ku akan terus jadi pena yang menuliskan serial kepahlawananmu.
Akhirnya aku temukan siapa sebenarnya pahlawan yang sesungguhnya dan bukan hanya yang mengaku-ngaku sebagai pahlawan tetapi kesiangan. (^_^’)
                Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
                                                                                                                                                           Dariku
Pengagum jiwa kepahlawananmu ^_^
               
Ditulis taggal 21 April 2013, sedang mengenang kembali saat-saat ada ikhwan sholeh yang memintaku ke ayahku, padahal kita masih sama-sama kuliah… kira-kira si ikhwan ngomong apa ya ke ayahku ko ayahku bisa mengijinkannya menikahiku padahal… orang-orang lain akan berpendapat belum siap.
Gitu aja ko repot, tanyakan saja pada suamiku, dia kan ikhwan itu,,, hehe,,, (^_^’)
Seandainya langkah-langkah besar kepahlawannanmu kutuliskan berseri, pasti serialnya tidak akan pernah berhenti. Karena kau selalu melakukan pekerjaan-pekerjaan besar yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang mempunyai jiwa pahlawan. :))
Bagi yang berharap Kartini akan menginspirasi, ya, Kartini memang sangat menginspirasi.
                 

Jumat, 26 April 2013

NOUNS



1.    Singular countable nouns
·         Do not take –s/-es ending (a car not a cars; one bus not one buses)
·         Are use after a/an, one, this, that, a single, another, each and every
·         Use the article a/an when referring to nonspecific things (a book – any book; a house – any house;)
·         Use the article the when referring to thing in general or to represent a class (the rose – rose in general; the whale – whales in general)
·         Use the article the when referring to specific things (the book – a specific book; the house – a specific house; the sun; the Atlantic; the Sahara; the northern hemisphere)
2.    Plural countable nouns
·         Do not take the article a/an (students not a student; boxes not a boxes; owls not an owls)
·         May come after the following words
all                                these                          dozens of
some                          those                          hundreds of
some (of the)             every one of              thousands of
a few                          each one of               a number of
many                          each of                       the number of
a lot of                        one of                         a couple of
lots of                         both                            several (of the)
various                       other                           etc.
·         May also take irregular form (babies not babys; knives not knifes, women not womans; data not datums; shee for both plural and singular form)
3.    Uncountable nouns
·         Generally do not take plural form (sugar not sugars; blood not bloods;rice not rices)
·         May have –s endings but they take singular verbs (mathematics, news,measles. Mumps, aerobics, billiards, etc)
·         May come after the following words
much                          all*
little                             some*
a little                          a lots of*
an amount of               lots of*
                                    plenty of*
·         Are not use with the following words
a/an                a few (of)                   dozens of
another          many (of)                   hundreds of
one                 every one of              thousands of
a single          each one of               a number of
each               each (of)                    the number of
every              one of                         a couple of
these              both                            several
those

            Notes on articles
When using nouns, pay attention to the use of the articles a/an and the. The following are points concerning articles:
1.    The article a is used for nouns starting with consonant sounds, while an is use with vowel sounds. (a unit of time, a university student, an avid reader, an SMA student)
2.    The articles the used
·         With adjectives to denote a group of people having the condition describe by the adjectives (the rich, the poor, the deaf)
·         With superlatives (the highest degree, the most important)
·         With words such as first, next, last, same, and only (the last meeting, the same reason, the only child, etc.)

  
(Purwokerto, 18 April 2013)

Translate